Islam Dan Ekologi


 ISLAM DAN EKOLOGI
)Rahmat Ibn Sagaf)




Kondisi lingkungan global yang kian memburuk tidak lepas dari berbagai masalah mulai dari sampah, penebangan pohon, serta polusi udara akibat aktivitas industri atau transportasi sebagai penyebab utama krisis lingkungan. Adapun prinsip dasar ekologi adalah menjaga, memelihara, memanfaatkan dan melestarikan lingkungan guna kehidupan generasi mendatang. Ekologi dalam KBBI adalah hubungan timbal baik antara makhluk hidup dengan kondisi lingkungannya. Dari pengertian ini bisa ditafsirkan bahwa antara alam dan manusia adalah satu kesatuan yang harus saling melengkapi dan saling menjaga. Manusia butuh alam untuk melangsungkan hidupnya dan alam butuh manusia untuk menjaganya.  kata ekologi pertama kali dikenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1866, seorang Biolog Jerman. Menurut Heackel Ekologi adalah keseluruhan pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan total antara organisme dengan linkungannya baik bersifat organik maupun Nonorganik. Otto Soemarwoto, seorang pakar ekologi Indonesia mengatakan dalam bukunya,Ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan bahwa ekologi adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Beliau juga mengatakan bahwa permasalahan lingkungan hidup pada dasarnya adalah permasalahan ekologi.

Peran Islam dalam Ekologi
Agama dan filsafat, dipandang menjadi dua perspektif yang mempunyai andil besar dalam membentuk berbagai pandangan tentang penciptaan alam dan juga peran manusia di dalamnya. Di dalam agama islam sendiri banyak ayat-ayat Al-Qur’an tentang ekologi, di lihat dari manfaat Alam, cara memanfaatkan alam maupun perbjuatan manusia terhadap alam sendiri. Maka sangat tidak tepat kalau ada yang mengatakan agama adalah penyebab rusaknya lingkungan. Al-Qur’an memberikan ruang pembahasan tentang pelestarian lingkungan hidup sebagai bagian dari perintah untuk mengelola bumi atas nama Tuhan yang telah dipercayakan kepada manusia. Tujuan penciptaan manusia di muka bumi adalah untuk beribadah kepada Allah, yaitu dengan melaksanakan apa yang ia perintahkan dan menjauhi apa yang dilarangnya. Ada tiga tujuan manusia di tempatkan di bumi, yaitu sebagai hamba untuk menyembah Allah SWT, sebagai Khalifah dan sebagai pembangun peradaban di bumi.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al Hijr ayat 19-20
وَالأرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ (19) وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِينَ (20)
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untuk kalian di bumi keperluan-keperluan hidup dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kalian sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya.
Masyarakat dan lingkungan
Di zaman yang serba tehnologi sekarang, orang-orang makin kurang berinteraksi dengan alam, semua tergantikan oleh alat-alat elektrinik. Sehingga secara tidak langsung perkembangan tehnologi telah merenggangkan hubungan antara manusia dan alam. Banyak terjadi kerusakan hutan adalah salah satu bukti menurunnya tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Bankitnya para pemuda adalah salah satu jalan agara bagaimana alam ini kembali terjaga. Salah satunya dengan membuat komunitas-komunitas sadar alam untuk menjaga kelangsungan dan ekosistem lingkungan. Salah satu yang menjadi penyebab menurunya semangat cinta alam adalah kurangnya pengkajian tentang ekologi khususnya dikalangan muda, yang kerap di sapa dengan generasi milenial. Dalam hal ini perlunya menggemakan semangat dan cinta lingkungan dengan berbekal pada penafsiran-penafsiran ayat-ayat ekologi yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Marilah sama-sama kita dalam mendeklarasikan dan melestarikan alam ini, karena Cinta dalam sudut pandang ekologi adalah lestari dan melestarikan. Manusia hidup di muka bumi harus bertanggung jawab mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam berdasarkan asas konservasi untuk mencapai kemakmuran agar dapat memenuhi kebutuhannya. Namun demikian, berbagai bencana muncul silih berganti akibat kerusakan ekologi yang dilakukan oleh manusia dengan cara mengeksploitasi lingkungan tanpa memperhatikan kelestarian dan keseimbangannya. Karena itu seluruh manusia terus mencari solusi secara kolektif guna mengatasi krisis ekologi ini. Kemampuan teknologi, analisis-analisis geografi dan iklim terus digalakkan sebagai cara menemukan solusi yang efektif untuk mengatasi krisis lingkungan. Selain itu, berbagai macam peraturan, undang-undang, usaha traktat tentang konservasi dan kemauan politik juga ditempuh untuk mengefektifkan pelaksanaan penanggulangan krisis.

Comments