Akibat Covid 19, hingga muncul Kebijakan belajar online yang Melegitimasi kemalasanKu
(Rahmat Ibn Sagaf)
Lika-liku penyebaran Informasi Covid 19
Dilansir dari detiknews.com bahwa pada tanggal 19 maret 2020, unit Resmob Sidrap berhasil mengamankan pelaku penyebaran berita hoax tentang corona. Pelaku membuat video kemudian di apload ke akun youtube yang memberitakan bahwa tiga orang masyarakat di sulawesi selatan positif corona. Hal yang seperti ini menjadi pemicu meningkatkannya ketakutan masyarakat, apalagi berita yang diedarkan dengan redaksi yang begitu mengerikan. Padahal corona ini sendiri tidak semenakutkan seperti apa yang di beritakan oleh oknum-oknum yang tak bertanggungjawab. Dilihat dari sudut pandang sosial politik, ada yang mengatakan bahwa peredaran berita corona ini sebagai penutup isu-isu yang ingin diangkat oleh pemerintah agar tidak terjadi hambatan dalam mengerjakannya, karena orang-orang terfokus pada satu titik, yaitu corona. Ada juga yang mengatakan bahwa corona ini di sebarkan untuk mengurangi populasi penduduk, dengan berkurangnya penduduk, potensi kerusakan alam makin menurun. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang keagamaan,ada yang mengatakan virus ini adalah azab atas kezholiman orang-orang terhadap ekosistem alam. Dengan seperti ini orang-orang jadi saling menyalahkan bahkan menghujat dan menganggap seakan akan ini benar-benar azab dari allah tanpa memperhatikan penyebab dari virus ini ketika ditinjau dari dunia kesehatan seperti apa. Ditambah lagi adanya fatwa-fatwa yang bersifat dogmatis dengan dalil-dalil yang ada tapi tanpa pemahaman yang luas tentang dalil tersebut. seharusnya orang-orang yang menyampaikan dalil tersebut memberikan pemahaman yang luas kepada masyarakat, bukan malah memberikan sebuah arahan yang sifatnya mentahan tanpa penafsiran yang jelas, hal ini menimbulkan kebingungan pada sebagian masyarakat. Padahal kalau kita perhatikan dan kita renungi Corona ini sendiri punya hikmah yang sangat indah jika kita amati.
Fatwa MUI tentang anjuran beribadah dirumah
Disini saya tidak akan membahas panjang tentang fatwa ini, karena sudah di bahas pada tulisan-tulisan terbitan sebelumnya. Mungkin saya hanya sedikit mengulang lagi, tentang persoalan fatwa ini. MUI telah menerbitkan fatwa yang salah satu isinya anjuran beribadah di rumah. Fatwa itu keluar untuk menyikapi wabah Corona. Fatwa tersebut berjudul 'Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah COVID-19'. Setelah fatwa ini beredar di masyarakat, munculah pertanyaan-pertanyaan mengenai kejelasan fatwa ini. melihat hal itu, Ketua Bidang Fatwa MUI Huzaemah meluruskan informasi terkait isu MUI membolehkan masyarakat melakukan salat Jumat di rumah di tengah beredarnya virus corona. Beliau menegaskan,” "Hanya dikatakan boleh tidak melakukan salat Jumat tetapi diganti salat Zuhur di kediaman masing-masing, nggak ada itu bunyinya boleh salat Jumat di rumah. Salat Jumat itu kan jemaah, bagaimana (kalau) di rumah,". bahkan ada yang sampai menetang fatwa, dengan dalih Cuman karena corona sampai rela meninggalkan sholat jam’ah di masjid. Yang dalam hal ini Ustadz Fathurrahman Kamal selaku ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menyebutnya sebagai teologi Neo-jabariah, yang menyeruhkan takutlah kepada Allah, bukan takut pada virus corona. Beliau juga mengatakan “dalam suasana seperti ini,umat hanya punya dua pegangan : Allah dan Rasulnya melalui fatwa para ulama kredibel, kenudian otoritas negara/pemerintah melalui gugus tugas covid-19, para ahli kebencanan, para dokter dan ahli kesehatan yang profesional. Saatnya kita mengakui otoritas ilmu wahyu dan sains”.
Disamping perdebatan tentang fatwa tersebut. selain fatwa MUI tentang anjuran untuk beribadah dirumah, ada juga kebijakan tentang kemudahan dalam belajar yaitu dengan cara online. Hal inilah yang memunculkan sebuah lelucon dari seorang mahasiswa yang mengatakan kebijakan belajar di rumah telah melegitimasi kemalasanku. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang mahasiswa yang menurutnya dengan adanya kebijakan untuk belajar di rumah dengan sistem online sangat memudahkannya, sehingga ia mengatakan kebijakan yang keluar telah melegitimasi kemalasannya. Selain lelucon, ada juga duka yang dirasakan oleh para mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran online. Dukannya adalah bukannya materi yang diberikan, melainkan tugas terus menerus dari tiap[ mata kuliah. Ya mautidak mau kami selaku mahasiswa harus menerimanya sebagai konsekuensi dari menuntut ilmu.
Hikmah Covid-19
Segala sesuatu yang terjadi seperti musibah, pasti ada hikmah dan pembelajaran yang bisa di ambil darinya. Salah satu hikmah dari adanya corona ini adalah, orang-orang jadi lebih sering melihat dalil-dalil mengenai musibah ini, karena saking penasaranya terhadap virus ini. kemudian akan timbullah rasa sadar akan kencintaan terhadap diri sendiri, kepada keluarga dan kepada lingkungan. Sebab tanpa adanya cinta terhadap diri dan lingkungan maka penyakit apapun akan mudah masuk. Dikarnakan kondisi lingkungan yang tidak terusus dan kumuh. Allah memberikan sebuah musibah agar hamba-hambanya kembali mengingat akan kebesaran dan kagungan kuasa tuhan.
Dibalik bencana ada hikmah, ada pelajaran, ada kebaikan. Mari kita renungkan, kita temukan rahasia di balik bencana yang selama ini terjadi. Allahu a’lam.
ayo menangkan uang setiap harinya di agen365*com
ReplyDeleteWA : +85587781483