Terkadang hidup
ini lalai karena berbagai macam kenikmatan yang sifatnya hanya sementara. Tanpa
disadari kita telah berbuat zhalim terhadap diri sendiri, sehingga kita tidak
lagi merasakan indahnya melewati cobaan.
Itulah kita dan termasuk saya , yang
terkadang apabila diberikan ujian oleh Allah bukannya bersyukur malah mengeluh.
Sehingga bukan kekokohan diri yang kita dapatkan melainkan kelemahan yang tak
kunjung bisa untuk dikuatkan.
Kadang aku bertanya” mengapa hidup serumit ini”?
dan kadang pula menyudutkan diri sendiri lalu bertanya “mengapa aku sebodoh
ini”?. berjalan dibawah teriknya matahari sering kulakukan karena sebuah tujuan
yang orang katakan sangat mulia yaitu menuntut ilmu.
Melewati gang-gang kecil,
menyusuri tanah lapang, bahkan memanjat pagar pembatas kuburan. Itulah aku yang
terkadang berbicara sendiri menceritakan seberapa rumitnya perjuangan, yang
kadang memuji diri sendiri begitu kuatnya diri ini. kuat? Yaa aku rasa aku
cukup kuat untuk hal ini.
lemah adalah kata urutan ke seribu dalam otakku
bahkan prediksiku kata itu tak akan pernah keluar. Hidup di negeri seribu
luka... seribu luka kau bilang? Iya .. menurutku Negeri ini penuh dengan luka,
bahkan sering berduka.
Meskipun seperti ini kenyataanya aku tak pernah benci
negeri dimana aku dilahirkan, dibesarkan dan dimanja oleh ibu dan bapak ku.
Menurutku negeri ini seperti biola yang mana apabila mendapatkan gesekan tidak
seketika hancur melainkan indah dengan suaranya.
“Indonesia” itu
adalah nama yang bagus dan sangat-sangat bagus untuk di resapi maknanya,
direnungi namanya yang apabila kita telah menemukannya pastilah nampak senyum
yang lebar meski sesudah tersenyum saya menjamin sedih pun datang untuk
menggantikan posisinya.
Aku tak layak untuk menarik kesimpulan tentang negeriku,
aku memang tak layak untuk memberikan kritikan untuk negeriku, tapi diriku
masih punya rasa untuk berjuang membabat semua pelaku kehancuran dan
penghancuran.
Sedih yang sering datang untuk menceritakan kepadaku bahwa aku
harus mengubahnya menjadi senyum yang indah. Tak ada penipuan, janji-janji semua
itu harus pergi dari negeri.
“pergi kau.. pergi.. jangan kau masuk dalam
lingkaran ku..!.
apa..? aku nggak salah dengar..? kau menyuruhku untuk pergi
sementara pemuka dan petinggi kita menciptakan aku..!.
itulah percakapan antara
negeri dan korupsi bersama kawan-kawan. Unik yaa mereka dengan begitu mudahnya
di buat seperti itu oleh si dia.
Si dia? Siapa dia?... entah aku tak mengerti
siapa dia. Tapi menurutku dia itu adalah para petinggi. Haaa petinggi? Sekejam
itukah mereka yang dengan begitu mudahnya membawa angin kehancuran..
tidak! Itu
tidak mungkin mereka lakukan. Akan terjadi sebuah kerancuan apabila aku monoton
dalam mencari tahu sebuah kebenaran, yaa itu yang kurasakan saat ini.
disamping
itu dia yang jauh disana selalu menampakan bayang-bayang nya dan mengisyaratkan
sebuah kerinduan.
Akankah aku akan tetap seperti ini sementara
didepan pandangan mata ada dia yang mungkin diam-diam menaruh rasa padaku. Ah..
itu hanya hayalan mu saja..! iya aku rasa itu hanya sebuah hayalan yang halu.
Seketika aku merasa bahwa kata hanya hayalan membuatku penasaran untuk mencari
tahu benarkah dia punya rasa padaku. Menginginkan masa muda yang bahagia adalah
impian setiap orang. Merasakan indahnya berhayal..,merasakan indahnya
merindu.., merasakan indahnya berjuang, syyttttt... berhayal, merindu, dan
berjuang untuk masa depan yang indah dengan cara menuntut ilmu. Kata orang
hidup itu tidak hanya sekedar hidup ,tapi berkarya. Emang kamu sudah punya
karya? Hehehe aku ada sihh.. tapi yaa itu hanyalah karya halu yang selalu ada
bayang bayangnya. J.
Terkadang aku
sendiri tidak mengerti kenapa diriku bisa seperti ini yang kadang ambigu.
Mungkin semua dipengaruhi oleh keinginan hati yang selalu menginginkan
perubahan dalam diri namun tidak adanya bukti nyata dari keinginan tersebut.
Terkadang terbesit pertanyaan mengapa hujan turun ke bumi?, mengapa pelangi
hanya menampakkan keindahannya sekejap saja lalu menghilang?. Ternyata semua
itu menyimpan sebuah makna, dan saya
memaknainya sebagai sebuah keegoisan yang mana setelah hati terluka datanglah
dia yang menghibur luka itu kemudian pergi begitu saja tanpa sepatah kata. Tapi
dibalik sebuah keegoisan aku menemukan makna baru bahwa keegoisan itu tidak
selamanya berakhir pada keburukan yang buktinya setelah pelangi pergi alam akan
kembali cerah dengan sinar matahari yang memancar, birunya langit yang memikat,
dan kicauan burung yang gembira.
Belajarlah
memaknai sesuatu yang mungkin engkau butuh akan maknanya meskipun engkau bukan
peramal. Hati boleh terluka, hati boleh terlupa tapi jangan biarkan hatimu
mendua, karena matahari dan bulan tidak pernah hadir bersamaan kau harus
memilih.....
Nice tetaplah berkarya😊
ReplyDeleteOkok Asiapp
DeleteBismillah,semangat berkarya Fighting kakak!
ReplyDeleteOkok Asiap.
DeleteSempat kukira ckarangan Chairil Anwar.
ReplyDeleteSemangat, Teruslah berkarya !
ReplyDelete